Tuesday, January 27, 2015

Escape From Reality: A 10 Days Journey

"Ada sesuatu di hutan. Dibalik ketidakteraturannya, tersimpan keteraturan yang membuat kita betah, membuat kita merasa pulang. Bahwa ini rumah kita untuk selalu bisa berpulang."

Itulah yang dikatakan oleh senior saya di sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa di IPB yang saya tekuni, UKM Uni Konservasi Fauna.

Saya selama 10 hari, dari tanggal 13-22 Januari, saya melakukan kegiatan rutin UKF yaitu Jelajah Halimun. Memang pada awalnya terasa tidak nyaman tinggal di tenda, tanpa sinyal, tanpa listrik, maupun peralatan modern seperti kamar mandi. Tapi kini setelah saya kembali ke rumah, ke kota Jakarta, ada rasa yang tertinggal. Seperti rumah ini bukan rumah saya, rasa tidak nyaman dan tidak aman. Saya merindukannya.

Saya merindukan udara yang segar, kabut yang menyusup di pagi dan malam hari, suara hutan. Ada sebuah simfoni yang indah di hutan itu. Rasa nyaman yang berbeda. Rasa spiritual yang kental. Saya tidak pernah bisa mendapatkan itu di kenyamanan dan kepraktisan kota. Apa hanya saya? Apakah aneh apabila saya lebih memilih hutan itu dibandingkan kenyamanan kota?

Ada yang lain di hutan itu. Di alam yang masih liar. Sebuah keteraturan yang membuat saya selalu ingin kembali. Ada sesuatu yang menenangkan, saya tidak mengerti apa. Saya merasa seperti pulang.

10 hari tanpa sinyal, tanpa listrik, tanpa peralatan modern. Saya tidak merasa kehilangan apapun. Saya malah merasa mendapatkan sesuatu yang lebih nyaman dibanding peradaban manusia, simfoni hutan dan udara hutan. Tidak akan bisa tergantikan oleh kecanggihan manapun.




"I love not man the less, but nature more."
-Lord  Byron



Adre

0 comments: